Jumat, 13 Juli 2007

KENIKMATAN HIDUP TIDAKLAH ABADI

Maha suci Allah dan segala puji bagi-NYA, Rabb seluruh alam semesta. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada insan terbaik dan termulia sepanjang jaman, Muhammad bin Abdullah, SAW ,keluarganya, para sahabat dan orang-orang saleh hingga yaumil qiyamah.

Fudhail bin Iyad mengatakan:

“ berpikir dan berkaryalah sebelum datang penyesalan. Jangan terpesona oleh gemerlap dunia. Sebab sehat di dunia akan bisa sakit , wajah barunya akan layu, kesenangannya akan sirna dan masa mudanya akan menua”.

Rasulullah adalah pribadi yang bijak dan selalu menanamkan keimanan dalam hati para sahabatnya.

Hati yang beriman juga selalu kembali dan bergantung kepada Allah. Oleh karenanya, orang yang mencintai Allah tidak bisa menikmati suatu kehidupan kehidupan, keberuntungan, kenikmatan kecuali dengan keridhaan Allah. Dengan Allah ia merasakan tentram, dengan-Nya ia bersuka cita, dengan-Nya ia bertawakal, dengan-Nya ia percaya diri, dengan-Nya ia mengharap dan karena-Nya ia merasa takut. Mengingat Allah adalah makanan pokok dan santapannya, mencintai dan rindu Allah adalah penyebab kehidupannya, kelezatannya, kenikmatannya dan kesenangannya, sedangkan berpaling dan bergantung kepada selain Allah merupakan penyakit baginya. Kembali kepada Allah adalah obat dan menyembuhkannya sebagaimana firman Allah dalam Ath-Thalaaq ayat 3 : ....barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya...

Hati yang sehat ialah hati yang tak jemu-jemu beribadah kepada Allah. Rasulullah biasa shalat malam, ketika diingatkan untuk mengurangi kegiatan malamnya, Rasulullah menjawab: tidakkah kamu suka jika aku menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur kepada Allah. Demikian pula yang diungkapkan Yahya bin Mu’adz: “ barangsipa senang karena berkhidmat kepada Allah, maka segala sesuatu akan merasa senang dan berkhidmat kepadanya. Barangsiapa matanya sejuk karena karena memandang Allah, maka mata setiap orang pun sejuk memandangnya”. Begitulah hati yang mencinta akan merasarkan keindahan bersama kekasihnya. Maka hati yang beriman kepada Allah, maka tiada lebih syahdu bila dibanding ketika bermunajat kepada Allah.

Hanya sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami, apabila diperingatkan dengannya, maka tukduk sujud dan mereka bertasbih dengan memuji Tuhannya sedang mereka tidak sombong.mereka merenggangkan lambung-lambungnya dari tempat tidur, mereka menyeru tuhannya dengan takut dan penuh harap dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepadanya (As-Sajdah: 15-16)

Hati yang beriman senantiasa merindukan perjumpaan dengan-NYA. Maka ketika di dunia, untuk mengekspresikan kerinduan itu, seseorang akan secara tulus begitu semangat berkhidmat kepada Allah, melebihi semangatnya orang yang haus dan lapar dari makanan dan minuman. Ada sebuah nasehat perempuan saleh dari kalangan salaf yang menyatakan: “biasakanlah dirimu mencintai Allah dan manataati-Nya, karena sesungguhnya orang-orang yang bertakwa selalu tenteram mengerjakan ketaatan kepada Allah. Sehingga Anggota badan mereka terasa janggal dan jiwa pun merana bila mengerjakan selain ketaatan. Jika dihadapkan pada suatu kemaksiatan, maka kemaksiatan itu melewati mereka begitu sambil merasa malu, karena mereka mengingkarinya”.

...maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, mka hendaklah dia mengerjakan amal saleh...(Al-Kahfi:110)

Apakah kita termasuk orang-orang yang telah mencintai Allah dengan sebenar cinta, atau paling berkeinginan kuat untuk menjadi kelompok para pencinta Allah? yang menjadikan hati kita sehat dan selamat. Yang qolbunya tersinari cahaya Allah. Wallahu ‘alam bish-showab.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu ala ilaha ila anta, astaghfiruka wa atubu ilaik..

Tidak ada komentar: